Tanjungpinang, Zonakepri.com – Di tengah padatnya agenda kegiatan dinas di Batam, Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun me nyempatkan hadir menemui 14 akademisi universitas ternama dari 14 daerah di Indonesia pada acara
FGD (Focus Group Discussion) yang membahas tentang ketahanan energi, Senin (25/1) di King Hotel Batam. Kegiatan ditaja Ekayastra Unmada Semangat Satu Bangsa yang datang dari wartawan, oleh wartawan untuk Indonesia.
Pada pertemuan singkat itu, dihadapan para akedemisi tersebut Gubernur menyampaikan keinginannya sebagai kepala daerah terhadap pengelolaan migas. “Kami di Kepri ini berkeinginan agar DBH migas bisa ditambah besarannya oleh pemerintah pusat. Lebih dari 10% seperti yang sudah berlangsung selama ini. Selain itu, kami juga minta dilibatkan dalam pengelolaannya. Jadi pemerintah daerah punya peran lah,” ungkap Nurdin sembari meminta para akademisi juga mengkaji secara spesifik keinginan Kepri tersebut.
Nurdin mengungkapkan dari pengalamannya sebagai Bupati selama ini dalam menangani pengelolaan pertambangan, banyak ditemui dampak negatifnya dibanding dampak positif. Hasil tambang diambil tetapi masyarakat sekitar tetap miskin dan pemerintah daerah hanya kebagian sebagian kecil saja dari hasil tambang tersebut. Sementara yang dikeruk adalah hasil alam Kepri.
Contoh yang sama juga disampaikan Nurdin untuk gas. Pipa gas melewati laut Kepri, tetapi Kepri sendiri sulit mendapatkan quota tambahan gas dari pusat. Harga gas pun mahal.
Mencermati fenomena itulah, makanya Nurdin masih berjuang di pusat agar pemerintah pusat lebih memperhatikan daerah.
Selain soal Migas, Gubernur juga menyampaikan bahwa sebagai Kepala Daerah saat ini sedang mengarahkan pembangunan ke Kota dan Kabupaten lainnya di Kepri. Sehingga pusat pertumbunan ekonomi tidak terfokus di Batam saja. Selain itu, Nurdin juga menyampaikan berbagai kerja serius sehubungan Kepri sebagai poros maritim dunia.
Acara tersebut dibuka oleh Rektor UMRAH, Prof. Dr. Syafsir Akhlus. Ia menyebutkan bahwa peran media sangat besar sekali dalam pembentukan negara hingga saat ini.
Dalam kegiatan ini, 14 akademisi memberikan paparannya tentang energi sebagai pemersatu bangsa dari berbagai perspektif. Pertemuan singkat itu ditutup dengan diserahkannya satu buku hasil penelitian akademisi kepada Gubernur dengan Judul : Kompetitiveness of Special Economic Zone.***