Kepulauan Riau

Percepat Vaksinasi Lansia Secara Door to Door    

×

Percepat Vaksinasi Lansia Secara Door to Door    

Sebarkan artikel ini
vaksinasi lansia yang dilakukan secara door to door

Tanjungpinang,Zonakepri-vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia) terus digesa pemerintah untuk mewujudkan kekebalan kelompok (herd Imunity) baik di Kota Tanjungpinang khususnya dan Provinsi Kepri umumnya.

Vaksinasi Lansia merupakan program pemerintah pusat dalam menangkal serangan Covid-19 yang menjangkit sejak 2020 lalu. Bahkan untuk mempermudah lansia mendapatkan vaksinasi, tim kesehatan bersama RT mendatangi rumah warga secara door to door.

Menurut Gubernur Kepri H Ansar Ahmad saat mengadakan pertemuan dengan bupati walikota pada awal November 2021, bahwa untuk turun ke level 1, Provinsi Kepri terkendala vaksinasi lansia. Capaian vaksinasi lansia saat pertemuan itu mencapai kisaran 53,65 persen. “Agar dapat turun ke level 1 maka pemerintah pusat mensyaratkan vaksinasi lansia yang harus dicapai minimal 60 persen. Berdasarkan data hanya Kota Batam dan Kota Tanjungpinang yang berhasil melampaui capaian vaksinasi lansia 60 persen. Sehingga kedua kota tersebut dapat turun ke level 1. Sedangkan kabupaten kota lain masih berada di level II dan III ,”jelasnya.

Mar seorang Lansia yang berusia sekitar 76 tahun, bertempat tinggal di Kelurahan Kamboja Kecamatan Tanjungpinang Barat saat didatangi petugas kesehatan bersama ketua RT  di kediamannya pada 18 November 2021 mengaku dirinya bersedia untuk suntik vaksin. Namun ternyata, saat dilakukan pengecekan tekanan darah menunjukkan angka 195/70. Sehingga dari Ketua RT M.S akhirnya memutuskan menunda untuk melakukan suntik vaksin, meski dari petugas kesehatan membolehkan untuk suntik.

Diakui Mar, dirinya sering mengalami sakit sakit akibat usia sudah diambang senja, dimana kondisi fisik sudah menurun. Mulai dari kaki sakit dan tak bisa berjalan jarak jauh. Selain itu, keluhan pada bagian kepala juga sering sakit dampak tekanan darah cukup tinggi. “Apalagi saat musim hujan, kaki sering kesemutan, kadang tak terasa jika dipegang telapak kaki,”ungkapnya.

Menurut Mar, dirinya saat ini masih merasa takut untuk suntik vaksin. Mengingat kondisi tubuh kurang sehat dan sakit sakitan. Jika suntik khawatir malah sakit. Mengingat beberapa orang yang ditemuinya usai suntik vaksin malah sakit mirip terserang Covid-19. Seperti batuk, demam, susah menelan makanan karena radang tenggorokan.

Sementara itu, No Lansia lain yang juga beralamat di kelurahan yang sama saat ketua RT dan petugas kesehatan mendatangi kediamannya, ternyata petugas kesehatan menyatakan bahwa No tidak diperbolehkan untuk suntik vaksin.

No mengaku dirinya yang saat ini berusia 65 tahun, memiliki berat badan yang cukup gemuk. Disamping itu, kondisi kesehatan juga kurang memungkinkan untuk suntik vaksin karena menderita sakit diabetes dan tekanan darah tinggi juga.

Namun, sejumlah Lansia lain yang sudah suntik vaksin di Kelurahan Kamboja tidak menunjukkan gejala sakit usai suntk vaksin. Hal ini disampaikan Eti yang melakukan suntik vaksin sudah kedua kalinya pada November 2021. Diakui Eti yang berusia 67 tahun, dirinya pernah mengalami sakit gula darah, namun sudah berobat secara rutin. Hingga akhirnya gula darahnya berangsur menurun dan setelah vaksinasi tidak merasakan gejala sakit.

Hal senada juga dialami lansia Ta yang berusia 75 tahun, mengaku sudah menjalani vaksinasi kedua kali. “Alhamdulillah, selesai vaksin masih sehat. Meski  pernah mengidap gula darah, namun rutin minum obat untuk menurunkan gula darah,”sebutnya 24 November 2021. (h)