TanjungpinangZona Kepri

Video Pengakuan Korban Selamat Tragedi Pompong Penyengat

×

Video Pengakuan Korban Selamat Tragedi Pompong Penyengat

Sebarkan artikel ini

Inilah Pengakuan Korban Selamat Tragedi Pompong Penyengat

-Detik-detik Tenggelamnya Pompong Penyengat

Tanjungpinang, ZonaKepri.com – Rasti Rina Masih (25) alias Hesti, salah satu korban yang selamat dari tenggelamnya tragedi pompong penyengat, menjelaskan kronologis tenggelamnya pompong tujuan Tanjungpinang Pulau Penyengat, Minggu (21/8) kemarin.

Hesti menggambarkan kejadian nahas yang merenggut 15 penumpang yang dikumdikan Said Amrullah. Pagi itu, sekira pukul 09.00 WIB angin cukup kuat ditambah curah hujan yang sedikit (Grimis,red), kemudian dia bertanya kepada penjual tiket pompong di dermaga Tanjungpinang itu.

“Bang bisa jalan gak bang, terus abang itu bilang bisa, makanya saya naik aja,” ungkap Hesti dalam keterangannya saat berada di ruang rawat inap Mawar, Kamar 15 RSUD Tanjungpinang.

Sealnjutnya pompong bermuatan 17 plus jurumudi kemudian berjalan menuju penyengat. Dalam keterangan Hesti, saat itu dirinya melihat air sudah berada didalam pompong itu, hingga mencapai setinggi betis orang dewasa. Lalu Hesti mengatakan dipertengahan jalan mesin pompong itu mati. “Kemudian kapal terbalik dan tenggelam,” ungkapnya.

Hesti berupaya menyelamatkan dirinya, begitu juga dengan penumpang lainnya. “Saya pandai berenang, yang lain saya lihat sudah meninggal, ada yang tari-tarik saya, mungkin karena gak bisa berenang, saya pasrah aja, terus berenang,” ungkapnya melanjutkan cerita penyelamatan dirinya saat situasi menegangkan itu.

Hesti berfikir untuk segera mencapai darat, karena saat itu dia melihat Rumah Makan Sederhana dari kejauhan, dia terus berenang. Saat ditengah laut Hesti mengatakan ada Kapal Ferry yang turut ingin menyelamatkan para penumpang dengan melempar pelampung berupa Ban, sayangnya posisi pelampung yang dilemparkan jauh dari jarak dirinya mengapung. “Yang lain sudah pada meninggal,” ungkapnya.

Terus berfikir untuk selamat sampai pinggir pantai dengan membelakangi ombak, dia berenang menuju ke tepi dari jarak pandangnya, tepat menuju seputaran pinggiran laut Taman Laman Bunda. Dari pengakuannya, saat itu dirinya sudah menginjak lumpur saat. “Saya heran kaki saya kok sudah kenak lumpur, saya lemas, saya merangkak dan ditolongin sampai kedarat,” ungkapnya.

Dari pengakuan Hesti, waktu kejadian tragedi maut tersebut tepat pukul 09.15 WIB, sebab saat itu jam tangan yang dikenakannya mati karena terendam air bertepatan dengan pompong tenggelam, “Saya rasa waktu kejadiannya tepat dengan jam saya mati,” ungkapnya. (Aji Anugraha)