Home » Zona Kepri » Bintan » 17 Kelompok Nelayan Budidaya Ikan Kerapu Di Bintan Rugi Rp2 Miliar

17 Kelompok Nelayan Budidaya Ikan Kerapu Di Bintan Rugi Rp2 Miliar

Bintan

Ikan Kerapu mati massal di setiap kolam milik nelayan budidaya

Bintan, Zonakepri-Sebanyak 17 Kelompok nelayan budidaya ikan Kerapu dan Kakap Putih baik pembibitan maupun pembesaran di Desa Pengujan Kecamatan Penaga Kabupaten Bintan rugi sekitar Rp2 miliar.

Kerugian ini diduga akibat tercemar lumpur Anyau dari pembuatan tambak udang, yang mengalirkan lumpur dari galian pembuatan tambak udang ke parit yang bermuara ke laut. Ada sebanyak 12 kolam pembuatan tambak udang dengan luas sekitar 20 Ha. Dengan kedalaman sekitar 4 meter dan ukuran 50×50 meter. Saat hujan, air laut yang mengandung lumpur anyau meluap dan mengalir ke kolam maupun keramba milik kelompok budidaya ikan Kerapu dan kakap putih.

Akibat air laut tercemar lumpur angau yang berwarna coklat kekuningan dan mengalir ke kolam dan keramba belayan, terhitung mulai Januari 2023 hingga April saat ini ribuan ikan Kerapu dan kakap putih mati secara massal. “Ikan Kerapu dan kakap putih yang mayi secara massal tersebut terjadi setiap hari di kolam dan keramba. Sejak Januari hingga saat ini, ” sebut Hoeslab selalu koordinator dari kelompok nelayan di Desa Pengujan Kecamatan Penaga Kabupaten Bintan.

Menurut Hoeslan, budidaya ikan Kerapu dan kakap putih di Desa Pengujan Kecamatan Penaga Kabupaten Bintan merupakan usaha pembibitan dan pembesaran terbesar yang ada di Provinsi Kepri. Kelompok nelayan budidaya ini menerima bantuan bibit ikan, jaring maupun keramba dari pemerintah daerah selama ini.

Hasil dari usaha pembibitan dan pembesaran dipasarkan ke Kabupaten Kota di Provinsi Kepri. Yakni Natuna, Anambaa dan Lingga. “Khusus pemasaran di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk budidaya pembesaran yang akan di eskpor ke Hongkong. Dalam sebulan mencapai 19-20 ton, ” ungkap Hoeslan ditemui 24 April 2023.

Hoeslan mengatakan, kematian massal ikan yang ada di kolam dan keramba yang terjadi sejak Januari hingga saat ini, baru diketahui penyebabnya pada April 2023. Salah satu pekerja pembuatan tambak udang oleh PT Terminal Budi Daya Bintan mengaku telah mengalirkan lumpur anyau ke parit yang bermuara ke laut. Padahal semestinya lumpur anyau yang kurang steril dibuang ke lokasi khusus sesuai dengan SOP pembuatan tambak udang.

Menghadapi kematian ikan secara massal tersebut, kelompok nelayan telah mengadu ke pihak terkait diantaranya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri untuk turun dan mengecek kondisi di lapangan. Namun setelah petugas turun beberapa waktu lalu hingga kini belum ada kabar hasil dari pengecekan tersebut.

Sehingga kelompok nelayan sejak Januari hingga sekarang belum bisa menjalankan kembali usahanya. Mengingat ikan terus mati dalam jumlah ribuan setiap harinya. Dampaknya, permintaan terhadap ikan Kerapu di stop. Di saat perayaan hari raya Idul Fitri, masyarakat nelayan yang tergabung dalam kelompok budidaya ikan Kerapu dan ikan kakap harus menelan pil pahit akibat rugi ratusan maupun puluhan juta per kelompoknya. Dalam kelompk nelayan budidaya tersebut beranggotakan 10 orang. (Rul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top