BATAM (ZK) – Aparat Bea dan Cukai Karimun menembak dua orang yang diduga sebagai pelaku penyelundupan di perairan Batam, Kamis (23/5) sekitar pukul 05.00 WIB. Kini dua korban, Lukman dan Riko dirawat di Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB), Batam.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti motif penembakan tersebut. Namun diduga kedua korban ditembak karena melawan saat hendak ditangkap saat melakukan penyelundupan barang dengan menggunakan kapal KM Wahyu di perairan tersebut.
Sampai berita ini diturunkan pihak BC belum memberikan keterangan mengenai kronologi penembakan tersebut. Meski demikian dua orang korban, Lukma mengalami luka tembak di bagian leher dan kini dirawat di ruangan Mawar 4 lantai 3 RSHB. Sementara Rico mengalami luka tembak di bagian lengan dan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter rumah sakit tersebut. Keduanya dikabarkan merupakan anak buah seorang pengusaha di wilayah Tanjung Sengkuang, Batam.
Pantauan Haluan Kepri di RSHB, tampak pintu ruang mawar 4 lantai 3 tertutup rapat. Saat Haluan Kepri masuk dan kedalam, hanya Lukman saja yang ada didalam ruang tersebut. Tidak tidak ada penjagaan khusus dari pihak aparat keamanan.
Keluarga Lukman yang mengaku bernama Njok mengatakan Lukman sudah sadar, namun masih lemas.
“Lukman sudah sadar, tapi masih lemas, habis diambil peluru yang tersangkut di bahunya,” katanya kepada wartawan.
Njok yang merupakan salah satu ABK KM Wahyu, yang pada saat itu berada di atas kapal mengaku ditembak secara brutal oleh petugas BC Tanjungbalai Karimun.
Dia mengatakan, kapal yang disergap petugas BC Karimun sekitar pukul 05.00 WIB berada di wilayah perairan Batam, setelah sebelumnya berlayar dari pelabuhan Pasir Gudang, Malaysia.
“Kami ditembak begitu aja, tanpa ada upaya pencegahan dari anggota BC. Saya sudah teriak menyembah dengan dua tangan minta jangan kami ditembak, kami juga manusia. Kami hanya mencari makan bukan cari kaya,” ujarnya seraya menirukan ucapannya kepada petugas BC.
Meskipun berteriak dari jarak hanya sekitar 20 meter dari Kapal Patroli BC 9002, kapal yang ditumpangi mereka tetap saja dihujani peluru tajam.
“Petugas menembak dari atas kapal. Dua ABK terkena peluru. Sampai di pelabuhan langsung saja kapal dikandaskan, dan langsung membawa lari ABK yang terluka ke rumah sakit ini (RSHB),” katanya yang mengaku tidak mengetahui keberadaan kapal tersebut.
Salah satu korban lainnya adalah Eko (31), yang mendapat luka tembak di pergelangan tangan kirinya hingga hancur. Eko awalnya dirawat di RSHB, namun setelah rumah sakit tersebut meminta biaya untuk perobatan sebesar Rp35 juta, pria itu kemudian dipindahkan ke RS lain.
“Sekarang saya tidak tahu di mana keberadaannya,” katannya lagi tanpa mau memberitahukan barang apa yang diangkut KM Wahyu dari Pasir Gudang, Malaysia.
Kantor BC Dijaga
Mengantisipasi serangan dari para penyelundup, polisi dikerahkan untuk menjaga kantor Bea dan Cukai Batam.
Pantauan sejumlah polisi nampak berjaga-jaga dalam posisi santai di gedung BC yang berada di Batuamapar tersebut.
Kapolsek Batuampar, Batam Kompol Zaenal Arifin mengatakan sejak pukul 13.00 WIB, ia sudah mengerahkan anggotanya untuk berjaga-jaga di kantor BC tersebut.
Penjagaan ini kata Zaenal merupakan instruksi langsung Kapolresta Barelang, Kombes Pol, Karyoto.
“Kami diperintahkan oleh Kapolresta untuk mengamankan kantor BC. Untuk informasi lebih lanjut silakan tanyakan sama BC, “kata Zaenal. (hk/btd).