
Tanjungpinang,zonakepri-Pelajar tingkat SD di Kota Tanjungpinang berbondong bondong menyaksikan pameran temporer di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang dibuka sejak 10 Oktober dan akan berakhir 14 Oktober 2023.
Salah satu pengunjung dari SDN 009 Bukit Bestari Olivia mengaku dirinya mendampingi pelajar kelas IV SD untuk menyaksikan dan mempelajari pameran temporer di museum. “Pelajar Antusias menyaksikan pameran temporer ini. Mereka terlihat mengunjungi dan menyaksikan stan demi stan pameran dan tak lupa berfoto bersama di museum sebelum meninggalkan museum,”sebutnya ditemui Jumat 13 Oktober 2023.

Dimulai dari pintu masuk, pengunjung mengisi daftar hadir yang disediakan oleh panitia. Untuk cinderamata, setiap pengunjung yang mengisi daftar hadir mendapat souvenir cantik berupa gantungan kunci “Museum di hatiku”.
Stan pertama yang terlihat menarik saat memasuki ruangan pameran salah satunya pelaminan khas Melayu tempo dulu. Pelaminan khas masyarakat Melayu ditata sedemikian rupa. Ada pakaian pengantin khas Melayu yang dikenakan patung menyerupai manusia.
Berikutnya alat alat permainan masyarakat melayu berupa gasing juga tersimpan di museum ini.
Stan pameran berisi alat perang diantaranya meriam Eropa sebagai peralatan senjata yang terbuat dari tembaga berasal dari Eropa, tombak, keris menjadi daya tarik bagi pelajar. Menyaksikan beragam alat perang tersebut mereka baru pertama kalinya mengetahui benda berupa meriam Eropa, tombak dan keris tempo dulu.
Selain itu, koleksi uang kuno yang dipergunakan masyarakat juga menarik minat pelajar. Uang kuno yang beredar mulai jaman kerajaan Riau Lingga diantaranya uang topi, uang Ikan yang digunakan sebagai alat tukar masyarakat pada abad 17. Selanjutnya pada masa penjajahan Jepang juga tersimpan di museum ini Uang Sepoeloeh Roepiah Dae Nippon Teikoku Saehu yang ditulis beredar pada tahun sekitar 1942-1945 di Kepulauan Riau.
Peredaran mata uang di Tanjungpinang berikutnya mata uang dollar. Hal ini diketahui dari keterangan surat lama Menteri Keuangan RI tentang penyelesaian pengeluaran dan penerimaan Strait Dollar di Riau tanggal 23 Juni 1954.
Peninggalan bersejarah yang lain masih banyak di museum SSBA yang dikunjungi pelajar. Selain untuk wawasan juga mempelajari kehidupan masyarakat Melayu tempo dulu.
Menurut penuturan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Muhammad Nazri saat membuka pameran ini menyebutkan tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk menggambarkan bagaimana siklus kehidupan orang Melayu dimulai dari kelahiran sampai kematian, dimana dalam pameran ini akan menggambarkan detail kebiasaan, adat dan tradisi kehidupan orang Melayu.
“Pameran ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bagi generasi muda akan budaya Melayu,” ucapnya.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kecintaan untuk melestarikan, mengembangkan kebudayaan Melayu yang merupakan cerminan budaya kota Tanjungpinang.
Disamping itu kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat terutama pelajar dan mahasiswa untuk berkunjung sambil menggali informasi di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah mulai dari sejarah hingga adat dan tradisi yang ada di Tanjungpinang. (rul)