
Tanjungpinang,Zonakepri-Wisatawan domestik maupun manca negara yang berkunjung ke Pulau Penyengat makin dimanjakan dengan sarana transportasi becak motor (bentor) listrik dengan tarif Rp40 ribu hingga Rp 50 ribu untuk mengelilingi tempat wisata religi dan sejarah yang ada di Pulau Penyengat Kita Tanjungpinang.

Pulau Penyengat salah satu destinasi unggulan wisata di provinsi Kepri sudah dikenal masyarakat manca negara bahkan meraih penghargaan Anugerah Desa wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023 dari Kementrian Pariwisata RI.
Mesin bentor listrik tidak menderu seperti bentor yang berbahan BBM. Jok kursi bentor listrik pun lebih leluasa dibandingkan bentor BBM. Hal ini membuat penumpang bentor listrik merasa nyaman.
Berkapasitas dua penumpang dan satu pengemudi, bentor listrik di Pulau penyengat biasa mangkal di depan halaman Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat. Baik sebelum mengantarkan penumpang maupun setelah mengantarkan penumpang berwisata.
Salah satu pengemudi bentor listrik Amran, mengaku dirinya sangat terbantu dengan bantuan bentor listrik yang diberikan pemerintah belum lama ini. Pasalnya, adanya bentor listrik telah mengurangi biaya BBM. “Biasa setiap hari beli dua botol bensin untuk bentor yang tidak listrik. Setelah menerima bantuan bentor listrik cukup mengecas selama 3 jam saja, sudah cukup digunakan sehari mengangkut penumpang,”ungkap Amran ditemui Sabtu,2 Desember 2023.
Menurutnya, kunjungan wisatawan di pulau Penyengat akan ramai pada hari libur. Seperti Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Bahkan saat lebaran paling padat pengunjung.
“Hingga siang, sudah mengangkut lima kali penumpang. Tarif biasa Rp40 hingga Rp50 ribu untuk sekali pengangkutan ke wisata makam makam hingga Balai Adat,”ujarnya.
Amran mengaku, perhatian pemerintah di Pulau penyengat sangat tinggi. Bahkan kondisi jalanan di Pulau Penyengat sudah bangus, diperlebar lagi. Juga pemasangan lampu lampu hias di pinggir jalan juga bangku bangku hias.
“Pulau penyengat merasa seperti anak emas saja. Baru baru ini dikunjungi Menteri dan Gubernur, beberapa bulan lalu juga jajaran menteri dan Gubernur,”ungkap Amran yang mengaku merasa senang dengan indahnya Pulau Penyengat saat ini.
Amran menyebut pembangunan juga sedang berlangsung di Pulau Penyengat Indrasakti saat ini.
Seorang wisman asal Singapura Awang yang baru pertama kali menginjakkan kaki berwisata di Pulau penyengat mengaku mengunjungi Pulau Penyengat bisa sekaligus menikmati pemandangan alam, menunaikan ibadah di Masjid Sultan Riau Penyengat, dilanjutkan berkeliling mengendarai 7 bentor listrik mengunjungi wisata makam hingga Balai Adat bersama keluarga dengan nyaman.
Awang bersama keluarga mengaku terkesan dengan kuliner di Pulau Penyengat cukup enak di lidah orang Singapura. Diantara menu yang digemari warga Singapura yakni otak otak ikan baik Tenggiri atau otak otak sotong.Juga menu makanan sea food diantaranya asam pedas yang memang pedas, sotong goreng tepung, udang bakar, udang goreng tepung dan tak ketinggalan ikan bakar. “Asam pedasnya memang pedas,”ungkapnya.
Plt Kadispar Kepri Luki Zaiman Prawira menyambut baik atas bantuan becak motor listrik yang diberikan untuk pengemudi becak motor di Pulau penyengat. “Kendaraan becak motor listrik diharapkan memberikan kenyamanan wisatawan berkunjung di Pulau Penyengat sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi pengemudi becak motor di Pulau Penyengat untuk meningkatkan perekonomian keluarga,”ungkapnya.
Becak motor listrik di Pulau penyengat diserahkan Gubernur Kepri Ansar Ahmad bersama Sekretaris Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Amirullah pada 19 November 2023 di Balai Adat Pulau Penyengat dengan jumlah 11 unit.
Amirullah menyebutkan penyerahan becak listrik ‘Gelis’ sebanyak 11 unit yang secara bertahap menggantikan bentor yang selama ini dimanfaatkan wisatawan untuk berkeliling Penyengat. Kehadiran becak listrik menjadi dukungan pemerintah pusat untuk mewujudkan Pulau Penyengat sebagai pulau yang ramah lingkungan.
“Kami ingin Pulau Penyengat menjadi pulau yang bersih, sehat, dan lestari. Dengan becak listrik, kami harapkan polusi udara dan suara bisa berkurang, sehingga nilai wisata di Pulau Penyengat bisa semakin meningkat,” kata Amirullah. (rul)