AdvertorialTanjungpinang

Nikmati Panorama Pulau Penyengat Sembari Berwisata Sejarah dan Religi 

×

Nikmati Panorama Pulau Penyengat Sembari Berwisata Sejarah dan Religi 

Sebarkan artikel ini
Masjid Sultan Riau Penyengat

Tanjungpinang,Zonakepri-Menikmati Keindahan panorama alam Kota Tanjungpinang belum lengkap tanpa singgah di Pulau Penyengat Indera Sakti.

Pulau Penyengat terlihat oleh pengunjung yang sedang berada di atas kapal Fery dari Batam menuju Tanjungpinang maupun Kapal Fery dari Singapura dan Malaysia ketika hendak sandar di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang.

Pengunjung mencuci muka di sumur tua dibawah bangunan balai adat

Bahkan bagi pengunjung yang  berada di kawasan tepi laut dan Gedung Daerah Kota Tanjungpinang dipastikan dengan jelas melihat pulau Penyengat ditandai penampakan kemegahan Masjid Sultan Riau Penyengat yang memiliki sejarah menggunakan bahan bangunan dari telur dan bercorak khas warna Kuning dari kejauhan.

Untuk menuju Pulau Penyengat, pengunjung bisa menuju Pelantar Kuning di Kota Tanjungpinang. Di lokasi itu, pengunjung akan menjumpai pompong pompong yang telah sandar dan siap untuk mengantarkan mereka yang akan menuju Pulau Penyengat.

Komplek makam Engku Putri Raja Hamidah

Sebelum memasuki pompong terlebih dahulu membayar ongkos naik pompong. Setelah membayar ongkos maka penumpang bisa masuk pompong. Sekitar 15 menit berada di atas pompong menikmati hembusan angin laut dan percikan air laut sambil terayun ayun diatas ombak laut, maka pengunjung akhirnya bisa menjejakkan kaki di dermaga Pulau Penyengat.

Pembangunan terus digalakkan Pemprov Kepri  dipimpin Gubernur Ansar dan Wakil Gubernur Kepri Marlin Agustina untuk Pulau Penyengat yang meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023 dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Pembangunan infrastruktur terus dibenahi. Kondisi jalanan makin lebar dan lantai jalan pun sudah bagus. Bahkan sarana angkutan pengunjung pun sudah menggunakan becak motor dengan tempat duduk yang lebih luas dari becak sebelumnya.

Dermaga Pulau Penyengat sudah tertata rapi dan indah dengan adanya tiang tiang yang dipasang lampu dan akan menyala di malam hari. Ada tukang ojek yang berada di dermaga yang siap untuk mengantarkan pengunjung menuju tempat becak motor yang stand by di depan Masjid Sultan Riau Penyengat bagi pengunjung yang merasa lelah untuk berjalan melalui dermaga Pulau Penyengat menuju tempat yang akan dikunjungi.

Becak motor telah berjajar dan siap untuk mengantarkan pengunjung menuju tempat pilihan. Diantaranya komplek makam Engku Putri Raja Hamidah,Makam Raji Ali Haji dengan hasil karyanya Gurindam 12, Raja Haji Fisabilillah, Balai Adat, Bukit Kursi dan lainnya.

Balai Adat Pulau Penyengat merupakan rumah adat khas Melayu yang menjadi tempat pertemuan juga tersedia pelaminan raja raja Melayu tempo dulu. Tersedia baju adat Melayu yang bisa disewa oleh pengunjung untuk foto selfi di pelaminan Balai Adat. Dibawah bangunan rumah adat, terdapat sumur tua yang diyakini menjadi sumber mata air tak pernah kering meski saat kemarau. Juga terdapat penjual aneka oleh oleh berupa gelang, tasbih yang terbuat dari beragam batu maupun kayu berdekatan dengan lokasi sumur tua.

Pengunjung baik wisatawan manca negara (wisman) seperti Malaysia dan Singapura maupun wisatawan nusantara (wisnus) yang beragama Islam, akan singgah di Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat sebelum berkeliling naik becak motor menuju wisata sejarah. Namun, ada juga pengunjung yang memilih berkeliling menyinggahi wisata sejarah lebih dulu sebelum akhirnya menunaikan ibadah sholat di Masjid Sultan Riau Penyengat.

Pada hari libur maupun hari raya agama Islam, kawasan wisata pulau Penyengat ramai dikunjungi wisman maupun wisnus.

Salah satu pengunjung dari Singapura Yati mengaku sering singgah untuk berwisata ke Pulau Penyengat. Salah satunya untuk menunaikan sholat di Masjid Sultan Riau Penyengat untuk bermunajat. Selain itu juga mengunjungi balai adat untuk menikmati kesegaran air sumur yang terletak di bawah rumah adat. “Sembari jalan jalan juga berdoa di Masjid Sultan Riau Penyengat,”sebutnya Jum’at 28 Juni 2024.

Gubernur Ansar pun terus berupaya mempercantik Pulau Penyengat agar kunjungan wisatawan juga makin bertambah untuk menyinggahi pulau yang memiliki keindahan maupun potensi kuliner khas Melayu yang mampu mengunggah selera dan sulit dijumpai di tempat lain. Salah satunya air dohot, kue deram deram, kerupuk ikan, otak otak, lakse dan lainnya.

Secara bertahap, Gubernur Ansar merevitalisasi Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata religi dan heritage di Kota Tanjungpinang. Bahkan tahun 2024 ini, Gubernur Ansar sudah merencanakan untuk pembangunan Monumen Bahasa di Pulau Penyengat.

“Diharapkan Pulau Penyengat menjadi trigger destinasi pariwisata sejarah budaya dan agama di Provinsi Kepri, mampu menjadi andalan pariwisata di Kota Tanjungpinang khususnya dan Provinsi Kepri umumnya,” kata Gubernur Ansar. (rul)