Zona Kepri

Andakah yang Berikutnya?

×

Andakah yang Berikutnya?

Sebarkan artikel ini

pengidap kanker hatiPengidap Kanker Hati Butuh Bantuan

TANJUNGPINANG, Zona Kepri- Pemberitaan Haluan Kepri tentang Natalia (35), warga RT 02 RW 01 Kelurahan Tanjungayun Sakti, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjungpinang, Rabu (29/5) kemarin mulai mengetuk hati para dermawan. Perasaan perempuan yang kini hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya itu, pun mulai sedikit lega. Ada harapan baginya untuk sembuh dari penyakit kanker hati yang diidapnya sejak enam bulan lalu.
Rabu kemarin, rumah keluarga Ali Rohman (35), suami Natalia kedatangan rombongan dari pengurus LSM Sahabat Sehati Tanjungpinang. Rombongan dipimpin oleh Dewan Pembina LSM Sehati, Pepy Chandra dan Ketuanya, Dicky Novalino.

Menurut Pepy Chandra, bantuan yang mereka berikan sebagai rasa kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan. Bantuan ini merupakan sumbangan yang sengaja dikumpulkan oleh anggota LSM Sahabat Sehati.

“Terus terang kami merasa terketuk atas penderitaan yang dialami keluarga Bapak Ali dan Natalia ini. Dan ini berkat pemberitaan di Haluan Kepri. Bila tidak membaca pemberitaan dari media, manalah kami dan masyarakat lain mengetahuinnya bila ada keluarga yang sangat membutuhkan dukungan mental dan juga biaya,” katanya kepada keluarga Ali.

Kata Pepy, bantuan yang mereka bawa tidaklah seberapa jika dinilai secara nominal, namun yang penting niatnya ikhlas, sebagai bentuk kepedulian atas penderitaan yang sedang dialami keluarga ini.

“LSM Sahabat Sehati adalah kumpulan anak muda dari Tanjungpinang yang peduli terhadap sesama. Bantuan ini merupakan program kami yakni Seribu Sehari (S2) yang memang mengumpulkan sumbangan dan langsung disalurkan kepada orang yang membutuhkan. Pemberian bantuan ini bukan untuk yang pertama namun sudah yang kesekian kalinya,” beber Pepy.

Dicky Novalino Ketua LSM Sahabat Sehati menambahkan, program ini sudah berjalan lama dan sumbangan yang diterima baik dari donatur tetap dan juga dari masyarakat telah disalurkan.

“Semoga sumbangan ini dapat bermanfaat dan dapat meringankan beban keluarga Bapak Ali. Walau sedikit yang diberikan namun kami ikhlas,” ujarnya.

Sementara Ali Rohman, dengan mata berkaca-kaca mengucapkan terima kasih kepada rombongan LSM Sehati yang datang ke rumahnya.

“Semoga bantuan ini dapat berguna bagi keluarga kami. Terus terang untuk biaya hidup sehari-hari harus menerima uluran tangan dari tetangga yang peduli. Malu juga sebenarnya namun harus bagaimana lagi memang keadaan seperti ini. Mudah-mudahan bantuan ini dapat bermanfaat bagi kami dan semoga yang telah memberikan sumbangan ini diberikan keselamatan oleh Allah SWT,” kata Ali penuh haru.

Pada kunjungan itu, rombongan juga melihat langsung kondisi Natalia yang tengah terbaring lemah dan terlihat menahan rasa sakit.

Seperti diberitakan sebelumnya, Natalia divonis mengidap kanker hati. Suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan, sejak satu bulan belakangan tidak bisa bekerja karena harus menunggui istri tercintanya. Selain itu, Ali juga harus menjaga Hafiz Abdullah, anak semata wayang yang masih berusia 2,5 tahun.

Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, sejak sebulan ini mereka hanya mengharapkan uluran tangan dari orang-orang di sekitar yang peduli dengan penderitaan keluarga mereka. Menurut Ali, istrinya telah dibawa berobat baik di dokter praktek maupun di rumah sakit.

Setelah mendapatkan kartu Jamkesda dan membawa istri ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri dan mendapat perawatan sejak 23 Mei hingga 27 Mei lalu, dokter di RSUP mengatakan bahwa Natalia terkena penyakit tumor hati.

“Dokter manyatakan istri saya mengidap penyakit tumor hati dan sudah mengalami pembengkakan yang serius. Untuk menangani penyakit ini, harus ditranspalansi atau dioperasi diganti dengan hati yang baru. Itu karena sudah mengalami pembengkakan dan sudah parah,” katanya.

Menurut dokter, sambung Ali, untuk pengobatan harus dilakukan di luar negeri karena di Indonesia belum ada alat atau dokter yang mampu menangani penyakit ini.

“Dan akhirnya Kamis 27 Mei lalu, kami membawa pulang istri ke rumah. kami sekarang cuma bisa pasrah karena untuk biaya itu menurut dokter sangatlah besar. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melakukan transpalansi hati. Setiap hari, tubuh istri saya semakin kurus dan selalu mengerang menahan sakit,” kata Ali sambil menahan air mata.

Untuk membayar kontrak rumah yang sebesar Rp300 ribu setiap bulan, kata Ali, mereka sudah kesusahan. Itu lantaran dia sudah tidak ada penghasilan lagi karena hari-harinya kini hanya bisa mengurus istrinya.

“Untuk kebutuhan keseharian hanya mengandalkan dari tetangga dan orang yang baik hati. Saya berharap pemerintah bisa membantu pengobatan istri saya ini. Saya sudah menetap di Tanjungpinang ini sejak tahun 1998,” katanya. (Haluan Kepri)