Home » Zona Kepri » Batam punya Batik Melayu Serindit Emas

Batam punya Batik Melayu Serindit Emas

 pekerja batik sedang melakukan proses cantingPERKEMBANGAN dunia pariwisata Batam banyak melahirkan ide-ide kreatif, salah satunya adalah hadirnya batik khas Batam sebagai oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Batam, kini memiliki banyak pilihan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Mulai dari makanan, elektronik, tas hingga pakaian. Dan yang tak kalah uniknya adalah, batik khas Batam yang diberi nama batik melayu serindit emas. Batik yang kini telah memiliki lebih dari 50 motif.

“Kami sudah menciptakan lebih dari 50 motif. Semuanya mencermikan kehasan Batam,” ujar Owner Batik Melayu Serindit Emas, Martin Baron.

Marti menjelaskan, 50 motif yang telah dihasilkan tersebut terbagi dalam dua motif induk yaitu motif tradisional dan motif kontenporer. Beberapa motif trafdisional seperti kuntum bujang, kuntum berkait, tampuk manggis, bunga tanjung dan sejumlah motif lainnya yang hampir berjumlah 35 motif.

Motif kontemporer seperti burung serindit, kerang gonggong, dan jembatan barelang serta sejumlah motif lainnya yang telah berhasil dibuat.
Motif batik Melayu Serindit Emas yang merupakan batik khas Batam
“Motif ini diambil dari bentuk-bentuk ukiran, songket, yang dimiliki oleh raja-raja melayu Kepri dulu. Serta beberapa kekhasan yang dimiliki oleh Kota Batam tertuang dalam Batik Batam ini,” paparnya.

Batik melayu serindit emas memproduksi batik printing, cap dan tulis. Ditawarkan dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta per potong.

Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sebagian produksi masih di lakukan di luar Batam, sebagian lagi dilakukan di Batam.

“Beberapa jenis batik masih belum bisa diproduksi di Batam. Seperti batik printing. Namun ke depannya, kita akan memproduksi sendiri di Batam,” sebutnya.

Martin berharap, seluruh intansi pemerintah yang ada di Batam setiap hari Sabtu mempergunakan batik khas Batam. Guna mengangkat dan memperkenalkan batik produksi lokal. “Kalau tidak kita yang menggunakan, siapa lagi?” tanyanya.

Sementara itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Batam telah menciptakan banyak motif batik yang akan dipatenkan secara bertahap. Beberapa motif yang telah dipatenkan di antaranya awan larat, bunga sakat, bunga gonggong kuntum berendam, gonggong bunga semayang, bunga hutan, rajung bersusun, bunga kundur, periok kere selor berkait, bunga tanjung dara merajok, dan wajik-wajik.

Harga yang ditawarkan cukup bersaing, untuk batik cap dijual dengan harga Rp150-250 ribu, batik cap tulis Rp200-600 ribu dan untuk batik tulis minimal Rp600 ribu.

Batik Karimun

Batik dengan motif khas juga bisa ditemui di Bumi Berazam Karimun. Saat ini banyak bermunculan pembatik yang mengembangkan corak dan motif batik khas Karimun yang memesona.

Salah satunya, Zamyatul Siregar, pemilik Mila Batik yang terletak di Jl MT Haryono, Tebing. Menurutnya, ada banyak motif menjadi khas batik Karimun diantaranya, gonggong, bunga raya, daun sukun, awan berarak, ikan ampan layar, ikan berenang, siput gonggong terkurung dan sukun bersusun.

Selain itu, ada juga motif lain seperti motif sampan layar, keris sirih, sisik trenggiling, nanas, siput, dan rumput laut. Motif-motif tersebut diciptakan dengan berpijak pada kondisi daerah ini dimana pesisir dan laut menjadi keseharian masyarakat Karimun.

“Jika menyangkut motif, motif batik di Karimun sesuai dengan kondisi daerah Karimun yang terletak di daerah pesisir dan pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Makanya, dalam corak batik pun disesuaikan dengan ritme kehidupan nelayan dan semua ciri khas yang berbau dengan masyarakat pesisir. Motif dan corak batik di Karimun berbeda dengan yang ada di Solo atau daerah lainnya di Indonesia,” terang Zamyatul.

Pembuatan Batik Karimun juga berkembang. Awalnya dikembangkan melalui sistem tulis atau yang lebih dikenal dengan istilah pencantingan karena menggunakan media yang disebut canting. Namun, seiring pergeseran waktu dan banyaknya ide yang muncul dari para pembatik, maka mulai dilakukan cara lain yaitu dengan menggunakan cap dan terakhir cara terbaru yang dilakukan adalah sistem printing. Dengan sistem printing ini, para peminat batik bisa memesan motif dan warna dan sesuai dengan selera. Pengrajin pun bisa mengerjakannya dengan cepat, hanya dalam waktu dua hari saja.

Kian lama, corak batik Karimun semakin beragam. Bahkan, tren batik pun disesuaikan dengan tren dunia dan selera pasar. Tahun 2013 ini, batik Karimun memiliki tren ‘Batik Karimun Padu Serasi’, ‘Batik Karimun Pelangi’ dengan kombinasi warna alam.

Tahun ini pun, para pengrajin Batik Karimun bertekad memanfaatkan bahan baku dari alam Karimun. Selama ini bahan baku batik Karimun memang masih berasal dari Jawa terutama Yogyakarta. ***/Juang-Ilham

Sumber: Haluankepri.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top